j.a.k.a.r.t.a, i am back!

apa yang dikerjakan PNS di departemen?
yes! mereka ngumpul di mushola dan ngerumpi.
itu baru jam 10 pagi.

apa yang dilakukan ibu berbaju safari itu ketika saya bertanya sesuatu?
dia menjawab pertanyaan saya dengan jawaban tidak memuaskan dan mulut penuh kerupuk.
add : di mejanya ada 3 toples yang salah satunya penuh berisi kerupuk.
luar binasa!

apa yang dilakukan sekertaris sekjen ketika saya hendak meminta waktu pak sekjen 30 menit saja untuk ketemu dengan World Bank?
dia menjawab : harus ada surat resmi. kalimat tersebut diucapkan dengan sangat tidak manusiawi (baca : melengos, pandangan sadeis, garuk garuk kepala)

apa yang ajeng lakukan setiap pagi?
jalan sepanjang koridor departemen, dengan sepatu warna merah menyala, jeans, baju warnawarni bunga bunga, vest ketat dan senyum tak tau malu.
like i care?

apa yang dilakukan ibu ibu berseragam safari?
melirik, memandangi, melotot dari atas ke bawah.
kegiatan melotot dari atas ke bawah dilakukan ketika si ajeng ini mengambil kunci dan kemudian mulai membuka salah satu ruangan yang tertuliskan PMU-RRI NAD-Nias.
*si perempuan sial ini kerja disini rupanya, BUKAN TAMU*

sinting!

oh, hai temans.
apakabar?

saya baik, cuma kaki saya lecet kebanyakan jalan.

kelecetan kaki, kegundahan hati melihat ibu ibu berseragam safari, kekucelan muka, kekeringatan seluruh tubuh, kecapean luar biasa setiap sore, semua ini dimulai ketika bos saya meminta saya untuk pindah ke Jakarta.

yesh! saya dipindah ke jakarta dari Banda Aceh yang fana itu.
bos saya lebih sering di jakarta sekarang, sehingga berkantorlah saya di salah satu departemen negara yang gedungnya yatuhan-gede-luas-seram-banget ini.

so here i am now.
setelah melewati perjuangan mencari kos yang aduhai susahnya.
akhirnya saya mendapatkan kamar yang nyaman dan tentram di daerah setiabudi.
lupakan fasilitas mobil kantor. karena di sini saya harus jalan sendiri. hoahem.

bayangkan! dari kos, saya harus berjalan sampai halte transjakarta *ingat ya, bukan busway*. kalau dihitung sekitar 10 menit berjalan kaki. hasilnya, pas sampe halte, make up saya yang oke-banget-ini-seperti-krisdayanti hancur lebur karena keringat.

setelah sampai halte, saya masih harus menunggu si transjakarta datang. antri dan berebut tempat. kalau apes ya nggak duduk.

transjakarta jalan ajrut ajrut an. itu artinya saya harus pasang posisi kudakuda kalo gak mau kejengkang. sambil rempong membawa satu tas berisi laptop dan peralatanya, dan satu tas jinjing isinya rokok. *hloh*

sampai tanda ‘masjid agung’ kelihatan, saya harus siap siap turun. yes baby baby bala bala. saya turun di masjid agung, kemudian jalan menyeberanginya, sampai di alazhar, menyeberang lagi, masuk ke komplek departemen, naik ke lantai dua *kagak ada lift!*, jalan 2 blok dan akhirnya barulah saya sampai di kantor yang ehem ini.

*pingsan*

banyak teman saya yang bertanya :

teman : kamu kantornya dimana?
saya : di PU
teman : kamu PNS ya sekarang, wah selamat ya
saya : bukan
teman : oh masih honorer ya?
saya : bukan
teman : lalu apa?
saya : nggak tau, saya juga bingung

pertama, saya bukanya benar benar gak tau saya bekerja sebagai apa dan dimana
kedua, kalau saya jelasin pasti kamu tetep aja gak ngerti *you, moron!
ketiga, jadi mendingan saya bilang saya ga tau daripada nanti udah saya capek capek ngejelasin kamu tetep akan nanya.
keempat, saya sebel dengan pertanyaan pertanyaan lanjutan seperti : NGO itu apa? BRR itu bank perkreditan rakyat ya? executing agency itu apa? undp itu yang kayak unesco ya?

*pret*

jadi mendingan kalo ditanya orang, saya akan menjawab : iya saya kerja, kantornya di PU, jadi pembantu. tukang bersih bersih kaca. yesh!
tukang bersih bersih kaca pun sangat mulia. coba kalo kacanya gak dibersihin. kotor, bukan?
dan dia pastilah orang yang berani. dapat disimpulkan dari kegigihanya memanjat gedung perkantoran yang tingginya puluhan lantai itu.

sangat perkasa.

*ngiler*

disamping penderitaan yang menyiksa akibat jalan kaki sejauh 7000 mil *toyorkepalasendiri*, saya sangat suka bisa kembali bekerja di jakarta ini. agak kaget memang mengingat terakhir saya merasakan jalan kaki ke halte-antri parah di dukuh atas-makan otakotak dipinggir jalan, itu sekitar 2 tahun yang lalu.

senang karena :
1. bisa ketemu pacar tiap hari.
2. bisa ketemu teman teman yang kebanyakan kerja di jakarta juga.
3. bisa pake baju macam macam *nggak kayak di aceh yang mentok jeans, kemeja panjang*
4. bisa ngecengin mas mas ganteng berkemeja dan berdasi yang *tetep* antri transjakarta.

yesh! yesh!