because humans are betrayer *kata mutia*

kadang kadang saya sengaja melewati jalan dengan batu kerikil tajam bertelanjang kaki.
alih alih ingin melancarkan peredaran darah, yang saya dapati justru beberapa lecet.
kalau sudah begitu saya pergi mengadu padanya.
menangis sambil menggosok gosok luka.
kemudian dia akan membersihkan kaki saya, lalu memberikan obatnya,
sambil memberitau saya jalan yang lain,
yang bebas kerikil.

saya mengangguk dan berjanji tidak akan lewat situ lagi.

memang saya sedikit keras kepala.
beberapa hari kemudian,
dengan alasan kepraktisan,
saya melewati jalan itu lagi.
bisa ditebak, setelahnya saya kembali datang padanya dan minta obat luka.
terimakasih, dia masih tetap memberikan obatnya.

🙂

ya, hari ini saya mengerti, jalan itu tidak untuk saya.
untuk orang orang yang punya sepatu anti kerikil saja.
mereka kelihatan keren sekali.
saya tidak punya cukup uang untuk membeli sepatu anti kerikil itu.
tidak apa apa.
saya tidak akan berusaha sebegitunya untuk mendapatkan sepatu itu.
apalagi kalau cuma dengan alasan agar bisa bergabung dengan geng-sepatu-kerikil, dan mengobrol banyak hal dengan mereka.

hihihi.

saya punya teman sendiri kok.
yang pake sepatu kepik :p