Laporan Seminggu!

It’s been a very tiring week.

Karena sudah hampir akhir tahun, kami sedang sibuk closing project di kantor. Masih ada utang satu kegiatan lagi sebelum saya memilih ‘mundur’ dari organisasi tempat saya bekerja. Donor Coordination akan diadakan awal Desember. Sampe sekarang saya masih pontang-panting cari venue yang pas sambil ngurusin printilan di sana sini plus ngomel-ngomel. Yeah, right.

Udah sebegitu ‘penuh’ nya di kantor, beberapa hari yang lalu saya harus berurusan dengan kantor Bea Cukai dan Pos Indonesia untuk urusan kiriman barang. Barang yang saya beli berharga USD 40. Seharusnya tidak dikenakan bea masuk. Tapi karena keteledoran mereka memeriksa invoice, jadilah barang itu ‘menginap’ tak tau rimbanya di kantor bea cukai. Setelah diurus, mereka berjanji akan mengirimkanya langsung ke alamat rumah. Tidak boleh diambil langsung. Setelah hampir dua minggu diiringi dengan ping-pong dari pihak kantor pos Tangerang dan BSD, akhirnya barang pesanan saya sampai dengan selamat. Yang bikin saya geli adalah:

1. Bea Cukai gak cek invoice di dalem padahal paket sudah dibongkar.

2. Jarak tempuh pengiriman surat pemberitahuan dari jakarta Pusat ke BSD memakan waktu hampir 2 minggu. Tanggal surat 31 Oktober, saya terima 14 November. Padahal di suratnya, pengurusan hanya bisa dilakukan dalam waktu 7 hari saja. Yamenurutlooh.

3. Pas akhirnya paket udah clear dan dikirimkan ke alamat rumah, saya juga harus menunggu hampir 2 minggu lamanya. Pas cek by phone ke pos Tangerang dan BSD (seperti yang disarankan pihak bea cukai) kami hanya di pingpong kesana kemari tanpa kejelasan. Akhirnya saya dapat surat pengambilan barang. Karena kantor pos nya deket doang dari rumah (satu komplek, satu sektor) maka saya telpon, tanya kenapa kok harus diambil. Jawabanya adalah: takut ibu gak ada di rumah dan berat nya mencapai 6,8 kg jadi terlalu berat. Saya heran, gak mungkin beratnya sampe segitu, tapi sempet kepikiran juga mungkin berat di packing nya. Tetep ya, dua alasan diatas gak masuk akal buat saya. Yiuk.

4. Saya minta diantarkan kerumah tapi tidak mendapat kepastian kapan akan diantarkan. Jadi saya minta mbak Dati ambil ke kantor pos. Barang yang dibilang berat nya 6,8 kg sehingga menjadi salah satu alasan ‘terlalu berat untuk diantarkan’ sebenarnya hanya amplop berisi cincin yang beratnya tidak sampai setengah kilo. Yiuk lagi.

Kadang saya mikir yak, kapan sih kita bisa punya pelayanan masyarakat yang bagus dan profesional? Hanya Tuhan dan supir bajaj yang tau.

Move to the next topic.

Beberapa hari yang lalu saya sempet meledak marah karena merasa ditipu oleh seorang teman. Bukan teman sebenarnya. Hanya teman mengobrol di dunia maya. Singkat cerita, ybs meminjam uang untuk suaminya yang sakit. Karena saya merasa iba pada kedua bayinya, maka dengan enteng saya meminjamkan uang walaupun sempet takut juga kalao dia gak balikin. Karena saya cuma tau email, YM! dan facebook page nya. Mock me now, i deserve it. Harusnya saya gak begitunya percaya. Karena jumlah uang nya lumayan (banget) maka saya tagih dong di hari H perjanjian pengembalian. Eh ngilang aja gitu orangnya. Message saya gak ada dibales satupun. Berselang 2 bulan, tidak ada kemajuan. Saya bahkan mengirim pesan ke suaminya. Facebook nya masih aktif. Tapi sayang, dia tidak membalas pesan yang saya kirim. Bahkan saya di block! HAAHAHAH. Akhirnya saya mulai tulis di wall nya, agak offensive memang. Tapi ya gitulah, udah di ubun ubun :p Nah baru abis itu dia muncul hihihi. Tadi siang dia menelepon saya dan menjelaskan kenapa dia menghilang. Well, to be honest, i dont give a damn. I told her to do anything she likes. Kalo mo dibalikin ya sukur kalo enggak ya sudahlahya nasib saya sih ini, toh dari awal saya yang salah, gampang banget percaya sama orang yang kenal aja enggak. Mehehehe.

Tapi semua itu perlahan-lahan terkikis oleh satu berita gembira. Saya baru saja mendapatkan pekerjaan yang saya idam-idamkan dari dulu *nyengir dulu*. 

Jadi, dulu waktu masih jadi mahasiswa, saya bercita-cita pengen kerja di suatu lembaga internasional yang memerangi kemiskinan, kelaparan, perang dlsb. Saya pernah ingiiin sekali dikirim ke Afghanistan. Muluk-muluk? BANGET! Sekarang saya memang bekerja pada salah satu project di suatu badan internasional. Berhubungan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias. Tapi selama ini rasanya kurang nendang. Karena kerjaan saya kebanyakan di back office. Gak terjun ke lapangan. Rasanya jadi kurang berguna :p

Semakin tua umur saya, list cita-cita pekerjaan itu pelan-pelan saya lupakan. Kalo kata suami saya sih seringnya: pasti nanti ada waktunya. Karena saya adalah orang paling minderan dan pesimisan sedunia, maka kalimat-kalimat penyemangat dari yang tersayang cuma numpang lewat aja di kuping. Hingga suatu hari seorang teman meminta resume saya untuk kemungkinan mengisi salah satu posisi yang dibutuhkan di organisasinya. Lagi-lagi penyakit pesimis dan minder saya kumat. Dengan perasaan pasrah dan tidak berharap, saya kirimkan resume itu. Sebulan (atau lebih saya lupa) kemudian, berita gembira datang. Resume saya diterima. Setelah interview (informal) dengan calon Bos,  kemudian saya mendapatkan pekerjaan itu. Saya melongo gak percaya. Apalagi setelah diberitau kilasan pekerjaanya, saya makin melongo. Saya bisa ‘berjuang’ untuk keluarga kecil saya dan ‘berjuang’ untuk sekitar. Super cool kalo kata suamih :p

Kadang, cita-cita yang sudah hampir terhapus kelelahan (dan kemacetan parah Jakarta, yeah!) bisa menjadi kenyataan pada waktu yang tepat. I’ve been dreaming working in this kinda organization since I was in college. I almost forgot the dream but then someone gave me the chance. How cool is that?

I dedicate this job to Lemon. Suatu hari, Lemon akan mengerti. Di sela-sela waktu yang hanya sedikiiiit untuk menimang dan mengajaknya bermain, Ibu nya melakukan sesuatu yang kecil untuk membantu sekitar dan berusaha menjadikan hidupnya lebih baik. I feel blessed. You just gave my husband his dream job and now mine? You gotta be kidding me :p

Okay, cukup menye-menye nya. I got a looot of things to do. So I better start it or else someone will punch me right on my face :p

  1. Dwi Sasongko S 26/11/2011 at 4:19 pm

    It’s supercool, baby!!

Comments are closed.